Router adalah sebuah device yang berfungsi untuk meneruskan paket-paket dari sebuah network ke network yang lainnya (baik LAN ke LAN atau LAN ke WAN) sehingga host-host yang ada pada sebuah network bisa berkomunikasi dengan host-host yang ada pada network yang lain. Jenis router ada yang diproduksi oleh vendor tertentu (cisco, juniper, dst) atau yang dapat difungsikan menggunakan komputer (pc router).
PC (Personal Computer) Router adalah sebuah komputer yang berfungsi sebagai router. PC Router dapat diterapkan dengan menggunakan spesifikasi minimal :
- Dua buah NIC
- OS *nix (BSD, Linux, Unix), OS Windows Server, Open Solaris, dst
Pada installasi kali ini, kita akan membuat PC Router dengan menggunakan OS Linux Ubuntu 7.10
Saat ini aku make dua buah lan cards yang satu buat ke luar dan yang atunya buat ke dalam.
KONFIGURASI
1. Konfigurasi IP address
* eth0 : IP Address 10.10.1.81 Netmask 255.255.255.0
* eth1 : IP Address 192.168.0.1 Netmask 255.255.255.0
* DNS Server : 127.0.0.1 (disesuaikan dengan punya kita yang konek internet)
* Search Domains : perusahaan.com (boleh di isi boleh gak)
perintah seting ip (bisa lewat gui, tp ni ak pake terminal):
* sudo ifconfig eth0 10.10.1.81 netmask 255.255.255.0 (lan card 1)
* sudo ifconfig eth 192.168.0.1 netmask 255.255.255.0 (lan card 2)
* route add default gw 10.10.1.1 (klo pake modem ya GATEWAY nya modem)
klik panel System->Administration->Network trus meminta password administrasi, maka masukan password user yang pertama kali dibuat. Pilih bagian eth0 (network eksternal) lalu klik “Properties” . Uncheck pilihan “Enable roaming mode” lalu ganti “Configuration” menjadi “Static IP Address“. Masukan :
* IP address : 10.10.1.81
* Subnet mask : 255.255.255.0
* Gateway address : 10.10.1.1 (Gateway di isi sesuai dengan ip modem ato alat yg konek internet tu pokoke)
Lalu klik tombol “OK“.
Pilih bagian eth1 (network internal) lalu klik “Properties” . Uncheck pilihan “Enable roaming mode” lalu ganti “Configuration” menjadi “Static IP Address“. Masukan :
* IP address : 192.168.0.1
* Subnet mask : 255.255.0.0
* Gateway address :
Lalu klik tombol “OK“.
Gateway pada eth1 dikosongkan, karena router harus menentukan default gateway-nya. Sedangkan default gateway yang digunakan adalah yang melalui eth0.
Lanjuttt …. Pilih tab “General“. Masukan :
* Host name : PCrouter
* Domain name : Nyobain.com
Pilih tab “DNS“
Klik “Add” pada bagian “DNS Servers” lalu masukan IP Address dns servernya yaitu 127.0.0.1, tekan enter. Itu Kita memasukan IP Address localhost (127.0.0.1) karena kita akan menggunakan DNS local untuk semua manajemennya. Ato klo make koneksi lainnya disesuaikan aja yah.
Klik “Add” pada bagian “Search domains” lalu masukan Nyobain.com, tekan enter
Tekan tombol “Close” apabila konfigurasi sudah sesuai. Secara otomatis seharusnya IP Address sudah terkonfigurasi sendiri, apabila masih belum maka bisa direstart networknya atau restart aja komputernya
2. Konfigurasi IP Forward
IP Forward adalah suatu system yang berfungsi untuk meneruskan paket-paket dari suatu jaringan ke jarinagn yang lain. Untuk mengkonfigurasinya, kita perlu mengubah modul kernel ip_forward menjadi enable. Tapi sebelumnya ubah password root dahulu biar gak ngerepotin nantinya. Klik panel System->Administration->Users and Groups. Pilih login name “root“, lalu klik Properties. Dibagian “Password“, ubah :
* User password : password_root
* Confirmation : password_root
Atau “Generate random password“, apabila ingin menggunakan password yang dibuat secara random. Lalu klik tombol “OK“.
Untuk mengaktifkan IP Forward, kita dapat mengklik panel Applications->Accecories->Terminal Setelah muncul terminalnya, ketik perintah :
* su -
* Password : password_root
Maka kita sudah masuk ke mode root, dengan ditandai oleh tanda “#” (tanda kress). Lalu dilanjutkan dengan perintah berikut :
* echo “net.ipv4.ip_forward=1? >> /etc/sysctl.conf
* sysctl -p /etc/sysctl.conf
Apabila pada file /etc/systecl.conf sudah terdapat entry-an “net.ipv4.ip_forward=0“, maka ubah saja nilainya menjadi 1. Untuk mengubah nilainya dapat menggunakan editor “pico” ato “vi“ ato “nano” ato apalah perintah linux lainnya. Untuk mengecek apakah IP Forward sudah diaktifkan pada PC, maka jalankan perintah berikut :
* sysctl net.ipv4.ip_forward
Apabila hasilnya adalah 1, maka IP Forward sudah di enable. Selanjutnya paket-paket yang dikirim oleh network sudah dapat diteruskan ke network yang lainnya.
3. Konfigurasi IP yang Dituju pada saat Nge-routing
Perintah yang aku pakai di bawah ini buat ip yang static :
* sudo iptables -t nat -A POSTROUTING -s 192.168.0.0/24 -d 0/0 -j SNAT –to 10.10.1.81
Sedangkan untuk IP yang DHCP bisa pakai cara mas Hanadi :
* sudo iptables -t nat -A POSTROUTING -s 192.168.0.0/24 -d 0/0 -j MASQUERADE
untuk mengecek hasilnya ketikan perintah berikut :
* iptables -L -t nat
Maka akan terlihat seperti berikut :
untuk ip static :
—————cut————–
Chain POSTROUTING (policy ACCEPT)
target prot opt source destination
SNAT 0 — 192.168.0.0/24 anywhere to:10.10.1.81
—————cut————–
untuk ip DHCP :
—————cut————–
Chain POSTROUTING (policy ACCEPT)
target prot opt source destination
MASQUERADE 0 — 192.168.0.0/24 anywhere
—————cut————–
Konfigurasi IP Masquerade tidak bersifat permanen, maka disarankan untuk mengaplikasikan cara berikut :
* pico /etc/init.d/iptables
Isikan file tersebut dengan entry-an berikut :
—–start—–
#!/bin/sh
#
#This is a ubuntu adapted iptables script from gentoo
#(http://www.gentoo.org) which was originally distributed
# under the terms of the GNU General Public License v2
#and was Copyrighted 1999-2004 by the Gentoo Foundation
#
#This adapted version was intended for and ad-hoc personal
#situation and as such no warranty is provided.
IPTABLES_SAVE=”/etc/default/iptables-rules”
SAVE_RESTORE_OPTIONS=”-c”
SAVE_ON_STOP=”yes”
checkrules() {
if [ ! -f ${IPTABLES_SAVE} ]
then
echo “Not starting iptables. First create some rules then run”
echo “\”/etc/init.d/iptables save\””
return 1
fi
}
save() {
echo “Saving iptables state”
/sbin/iptables-save ${SAVE_RESTORE_OPTIONS} > ${IPTABLES_SAVE}
}
start(){
checkrules || return 1
echo “Loading iptables state and starting firewall”
echo -n “Restoring iptables ruleset”
start-stop-daemon –start –quiet –exec /sbin/iptables-restore — ${SAVE_RESTORE_OPTIONS} &2
exit 1
;;
esac
exit 0
Senin, Juni 15, 2009
Membuat PC Router Dengan Ubuntu
Label: linuxSelasa, Juni 02, 2009
iftop dan nload untuk monitoring jaringan di Ubuntu linux
Label: linuxHi teman-teman smua saya mau shared pengalaman nih khususnya kepada teman yang seprofesi sebagai administrator Jaringan. Sebagai seorang admin, tentunya melihat traffic jaringan sangatlah penting, sehingga kita bisa mengetahui bagaimana user atau costumer anda menggunakan bandwithnya. Salah satu tool yang bisa digunakan untuk melihat traffic jaringan secara realtime adalah iftop dan nload yang ada di linux.Kebetulan saya menggunakan Ubuntu 9.04 dan saya juga berterima kasih kepada http://netizen07.wordpress.com atas informasi ttg artikel ini...
Nload
nload menampilkan incoming dan outgoing traffic dari interface yang ingin kita lihat.(http://www.roland-riegel.de/nload/index_en.html),
Untuk menginstall nload, jalankan perintah berikut:
$ sudo apt-get install nload
Untuk melihat traffic pada eth0, gunakan perintah
$ nload eth0
Device eth0 [172.16.1.178] (1/1):
================================================================================
Incoming:
Curr: 18.30 kBit/s
Avg: 14.91 kBit/s
Min: 8.94 kBit/s
Max: 18.30 kBit/s
Ttl: 124.09 MByte
Outgoing:
Curr: 83.88 kBit/s
Avg: 68.23 kBit/s
Min: 45.25 kBit/s
Max: 94.93 kBit/s
Ttl: 1131.87 MByte
Iftop
digunakan untuk melihat traffic jaringan secara realtime, Cara install masuk di konsole atau terminal ubuntu,ketik:
$ sudo apt-get install iftop
Setelah proses installasi selesai, sekarang kita bisa menggunakan iftop untuk melihat traffic jaringan. Pada terminal ketik perintah berikut
$ sudo iftop -i eth1
Perintah diatas akan membuat iftop mengawasi interface jaringan eth1 (interace yang terhubunga dengan LAN, silahkan ganti sesuai dengan kebutuhan.)
195Kb 391Kb 586Kb 781Kb 977Kb
└───────────────┴───────────────┴───────────────┴───────────────┴───────────────
66.230.168.59 => 192.168.1.11 35.2Kb 31.2Kb 31.2Kb
<= 1.27Kb 1.01Kb 1.01Kb
38.103.54.59 => 192.168.1.12 23.4Kb 20.7Kb 20.7Kb
<= 480b 533b 533b
69.5.88.71 => 192.168.1.13 5.86Kb 9.40Kb 9.40Kb
<= 160b 160b 160b
202.134.0.155 => 192.168.1.15 592b 987b 987b
<= 0b 568b 568b
────────────────────────────────────────────────────────────────────────────────
TX: cumm: 210KB peak: 325Kb rates: 325Kb 281Kb 281Kb
RX: 9.45KB 15.7Kb 10.6Kb 12.6Kb 12.6Kb
TOTAL: 220KB 335Kb 335Kb 293Kb 293Kb
Keterangan dari tampilan diatas untuk:
66.230.168.59 => 192.168.1.11 35.2Kb 31.2Kb 31.2Kb
<= 1.27Kb 1.01Kb 1.01Kb
=> : berarti traffic yang berasal dari 66.230.168.59 ke host 192.168.1.11
<= : berarti traffic yang berasal dari 192.168.1.11 ke 66.230.168.59
Sekarang lihat tiga kolom paling kanan, disitu ada 35.2Kb 31.2Kb 31.2Kb. Dimulai dari paling kiri, merupakan jumlah data yang diterima oleh host 192.168.1.11 dalam selang waktu 2 detik yaitu sebanyak 35.2Kb.
Kolom berikutnya menunjukan data yang diterima dalam waktu 10 detik, dan yang terakhir dalam jangka waktu 40 detik.
Agar lebih mudah dalam menjalankan iftop, kita juga bisa membuat file konfigurasi yang akan dibaca oleh iftop. File ini akan disimpan di /etc/iftop/eth1 (sesuaikan namanya dengan yang diinginkan).
$ sudo mkdir /etc/iftop
$ sudo vi /etc/iftop/eth1
Isikan baris berikut ini pada file /etc/iftop/eth1
interface: eth1
dns-resolution: no
port-resolution: no
show-bars: yes
promiscuous: no
port-display: off
hide-source: yes
hide-destination: no
sort: 2s
line-display: one-line-sent
Untuk melihat fungsi options diatas bisa dengan membaca manual page dari iftop (man iftop), anda bisa mengganti sesuai dengan selera sendiri. Simpan file tersebut.
Sekarang, jalankan kembali perintah iftop
$ sudo iftop -c /etc/iftop/eth1
Flaq -c diatas memberitahukan iftop untuk membaca file konfigurasi pada /etc/iftop/eth1. Hasilnya kurang lebih akan terlihat seperti ini:
195Kb 391Kb 586Kb 781Kb 977Kb
└───────────────┴───────────────┴───────────────┴───────────────┴───────────────
* => 192.168.1.12 35.2Kb 34.7Kb 34.1Kb
* => 192.168.1.13 30.7Kb 33.3Kb 33.7Kb
* => 192.168.1.15 12.0Kb 12.2Kb 8.79Kb
────────────────────────────────────────────────────────────────────────────────
TX: cumm: 16.6MB peak: 326Kb rates: 291Kb 272Kb 245Kb
RX: 1.98MB 21.6Kb 13.2Kb 10.2Kb 13.0Kb
TOTAL: 18.5MB 334Kb 304Kb 282Kb 258Kb
Rabu, Desember 10, 2008
Setting DNS Server di Linux
Label: linuxKonsep & Cara Kerja DNS
DNS (Domain Name System) adalah suatu system yang mengubah nama host (seperti linux.or.id) menjadi alamat IP (seperti 64.29.24.175) atas semua komputer yang terhubung langsung ke Internet. DNS juga dapat mengubah alamat IP menjadi nama host.
DNS bekerja secara hirarki dan berbentuk seperti pohon (tree). Bagian atas adalah Top Level Domain (TLD) seperti COM, ORG, EDU, MIL dsb. Seperti pohon DNS mempunyai cabang-cabang yang dicari dari pangkal sampai ke ujung. Pada waktu kita mencari alamat misalnya linux.or.id pertama-tama DNS bertanya pada TLD server tentang DNS ogram ini terletak di /usr/sbin/named dan dijalankan pada waktu booting dari /etc/rc.d/init.d/named start. Agar named dijalankan pada setiap booting masukkan named ke daftar server yang harus distart dengan menggunakan ntsysv...
File Konfigurasi
File konfigurasi untuk named adalah /etc/named.conf yang seperti biasa adalah text file. Format file ini seperti format program C atau Pascal yakni tiap perintah diakhiri dengan ';' dan blok perintah di kurung dengan '{' dan '}'. Ada beberapa blok yang sering digunakan yaitu:
options
untuk mengatur konfigurasi server secara global dan menentukan default
zone
untuk mengatur konfigurasi zona DNS
Caching Only DNS Server
Caching Only DNS Server akan mencari jawaban dari pertanyaan DNS dan mengingat jawabannya ketika anda bertanya lagi. Ini akan mempersingkat waktu tunggu pada pertanyaan DNS berikutnya terutama jika anda menggunakan koneksi yang lambat seperti modem.
Konfigurasi
File konfigurasi Caching Only DNS sudah disediakan oleh RedHat dalam paket caching-nameserver anda tinggal menginstal paketnya dan mengedit file /etc/named.conf dan menambahkan baris berikut pada blok options:
forward first;
forwarders {
202.158.3.6;
202.158.3.7;
};
Kedua alamat IP diatas adalah alamat IP untuk DNS Server ISP saya yaitu CBN jika ISP anda berbeda anda harus menggantinya.
Membuat Domain Sendiri
Pada bagian ini kita akan membuat domain untuk jaringan lokal (LAN) misalnya pupu.local Ada baiknya menggunakan domain yang benar-benar tidak ada di Internet sehingga kita tidak mengganggu domain siapa pun. Perlu diingat bahwa tidak semua karakter diperbolehkan untuk menjadi nama host yang dibolehkan hanya A-Z, a-z, 0-9 dan karakter '-'. Selain itu nama host itu tidak bergantung pada huruf besar atau huruf kecil, jadi linux.intra.aki dan LINUX.Intra.AKI adalah sama. Kita masih mengedit file yang berasal dari paket caching-nameserver.
Tambahan di /etc/named.conf
Pertama kita mengedit file /etc/named.conf untuk menambahkan baris berikut:
zone "pupu.local" {
type master;
notify no;
file "pupu.local";
}
Yang berarti bahwa kita membuat zona domain pupu.local dimana kita adalah penguasa domain tersebut (type master) tetapi kita tidak ingin domain ini tersebar ke internet (notify no) dan informasi tentang anggota domainnya itu sendiri disimpan di file intra.aki di direktori yang ditentukan oleh keyword direktory dari blok options yang berisi /var/named
File Zona pupu.local
Kemudian kita membuat file zona pupu.local yang berisi informasi tentang anggota domain
; Zone file for pupu.local
@ IN SOA ns.pupu.local. root.pupu.local. (
2000091401 ; serial
8H ; refresh
3H ; retry
1W ; expire
1D ; default_ttl
)
NS ns
A 192.168.1.100
MX 10 linux.pupu.local.
MX 20 other.extra.local.
localhost A 127.0.0.1
linux A 192.168.1.100
ns A 192.168.1.100
ftp CNAME linux
pop CNAME linux
www CNAME linux.pupu.local
cctv A 192.168.1.3
Perhatikan tanda '.' pada akhir dari nama domain di file ini. File zona ini mengandung 9 Resource Record (RR): satu SOA RR, satu NS RR, tiga CNAME RR dan empat AA RR. SOA merupakan singkatan dari Start Of Authority. Karakter “@” berarti nama domain dari zona yaitu pupu.local jadi baris kedua diatas berarti
pupu.local. IN SOA ....
NS adalah Name Server RR. Tidak ada “@” pada awal baris karena baris diatasnya dimulai dengan '@'. Menghemat waktu mengetiknya. Jadi baris NS bisa juga di tulis
pupu.local. IN NS ns
Ini memberitahu DNS host mana yang menjadi name server bagi domain pupu.local yakni ns.pupu.local. 'ns' adalah nama yang biasa dipakai untuk name server, tetapi seperti web server yang biasa dinamakan www.anu namanya bisa diubah menjadi apapun.
Baris SOA adalah pembuka bagi semua file zona dan harus ada satu dalam setiap file zona. Baris tersebut menjelaskan zona, darimana dia datang (host bernama ns.pupu.local), siapa yang bertanggung jawab atas isinya (root@pupu.local), versi zona file (serial: 2000091401) dan parameter lainnya yang berhubungan dengan caching dan secondary DNS Server. Perlu diperhatikan bahwa ns.pupu.local haruslah nama host dengan A RR. Tidak diperbolehkan membuat CNAME RR untuk nama yang disebutkan di SOA.
RR A mendefinisikan alamat IP dari suatu nama host sedangkan CNAME mendefinisikan nama alias dari suatu host yang harus merujuk ke RR lainnya.
Ada satu lagi tipe RR pada file ini yaitu MX atau Mail eXchanger. RR ini berfungsi untuk memberitahukan sistem mail kemana harus mengirim e-mail yang di alamatkan ke seseorang@pupu.local dalam hal ini linux.pupu.local atau other.extra.local. Angka sebelum nama host adalah prioritas MX. RR dengan angka terendah (10) adalah host yang harus dikirimkan email pertama kali. Jika tidak berhasil maka e-mail bisa dikirim ke host lain dengan angka yang lebih besar misalnya other.extra.local yang mempunyai prioritas 20.
Zona Reverse
Zona Reverse diperlukan untuk mengubah dari alamat IP menjadi nama. Nama ini digunakan oleh berbagai macam server (FTP, IRC, WWW dsb) untuk menentukan apakah anda diperbolehkan mengakses layanan tersebut atau sejauh mana prioritas yang diberikan kepada anda. Untuk mendapatkan akses yang penuh pada semua layanan di Internet diperlukan zona reverse.
Tambahan di /etc/named.conf
Tambahkan baris berikut di /etc/named.conf
zone "1.168.192.in-addr.arpa" {
notify no;
type master;
file "192.168.1";
}
Seperti sebelumnya artinya kita membuat zona domain 1.168.192.in-addr.arpa yang tidak disebar ke internet dan disimpan di file /var/named/192.168.1
File zona 192.168.1
Sekarang kita membuat file zona 192.168.1 untuk domain 1.168.192.in-addr.arpa seperti berikut:
; Zone file for reverse zone 1.168.192.in-addr.arpa (192.168.1.x)
@ IN SOA ns.intra.aki. root.intra.aki. (
2000072801 ; serial
28800 ; refresh
7200 ; retry
604800 ; expire
86400 ; default_ttl
)
@ IN NS ns.pupu.local.
100 IN PTR linux.pupu.local.
3 IN PTR cctv.pupu.local.
Ada RR baru disini yakni PTR yang berfungsi untuk memetakan IP ke nama host
Security
Jika anda memasang DNS server pada komputer yang berfungsi sebagai gateway antara jaringan internal anda dengan jaringan Internet serta DNS Server anda tidak melayani request dari luar (caching only DNS atau DNS untuk jaringan lokal saja) maka anda bisa membuat named untuk melayani hanya jaringan lokal saja dengan menambah baris berikut di dalam blok options:
listen-on { 127.0.0.1; 192.168.1.100; };
Sehingga named hanya membuka port pada interface loopback (127.0.0.1) dan eth0 (192.168.1.100).
Hosting by:
indoglobal.com
Zakaria